Sebenarnya Plitvice National Park adalah destinasi yang tidak disengaja untuk saya kunjungi. Karena tidak masuk dalam list kunjungan saya ke eropa timur. Tujuan utama sebenarnya ke Krka National Park,yang lebih terkenal sebagai salah satu tujuan wisata utama di Croatia.
Sesampai Disebuah hostel di Zagreb,mata ini terpaku pada sebuah Poster promosi wisata Croatia, Plitvice. Iseng Iseng nanya ke resepsionist yang belakangan saya ketahui sangat antusias ingin pergi Ke Bali.
“Kalau kamu ke KrKA National Park, jaraknya 10 jam-an, itu sangat jauh sekali dari sini, dan viewnya kalah jauh dengan Plitvice, saya sarankan kamu ke Plitivice, jaraknya hanya 2,5 jam dari sini” Ujar Isabbele, Resepsionis yang sedang mendapat tugas malam di Hostel Maju Jaya. Kog namanya Maju Jaya ? iyaa,,,untuk cerita tentang Hostel Maju Jaya, akan saya ceritakan sendiri nanti ya.
Berangkat pagi
Well, akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan Zagreb pagi hari menuju Plitivice. Akan saya ikutin petunjuk Isabelle, semoga dia benar kali ini. Semalaman kami mengobrol dan diskusi tentang dunia travelling serta serba serbi Croatia. Cewek secantik isabelle,terlalu sayang untuk diabaikan. Lumayanlah buat teman ngobrol serta mendapat informasi gratis dari penduduk lokal seperti dia.
Tepat jam 06.00 pagi saya meninggalkan Hostel menuju Zagreb bus Station. Bus Arriva berangkat jam 06.30 pagi. Dengan waktu tempuh 2 jam 20 menit, tidak lebih tidak kurang. Saya hanya cukup membayar 12 dollar untuk sekali jalan. Busnya tergolong nyaman dan besar untuk ukuran Bus Eropa.
Tepat jam 08.50,bus sudah tiba di Pintu Entrance 1 Plitvice,ada 3 Entrance untuk masuk ke Plitvice National park. Yang biasa ramai dipilih adalah Entrance 1,karena pintu masuk utama dan saya merencanakan masuk dari Entrance 1. Kemudian keluar di entrance 2, yang berjarak hanya 3,4 km.
Antrian sudah mengular panjang setibanya saya di Loket tiket. Tak heran demikian karena sekarang libur musim panas di Eropa. Segelas Latte hangat dan sepotong Croissant coklat membuka sarapan pagi saya yang terlambat, sambil menghabiskan waktu,menunggu antrian agak sepi. Sebuah Map besar Plitvice Natinonal Park saya beli seharga 50 kuna, atau sekitar 125 ribu rupiah. Agak menyesal sih, tapi karena gengsi melayu,daripada dikira hanya nanya doang,dan kere, akhirnya saya menyodorkan 100 kuna.
Peraturan Masuk
Ada beberapa peraturan dan larangan yang harus diikuti pengunjung, tertulis besar didepan pintu masuk serta di brosur peta. Poinnya adalah tidak boleh membuat api, membuang sampah sembarangan, tidak boleh berenang, memetik bunga atau tanaman, menerbangkan drone, membawa hewan peliharaan tanpa tali pengikat,camping,memancing,serta memegang hewan di kawasan Taman nasional.
Kebayangkan,betapa mereka sangat menjaga Kelestarian Lingkungan,sebanding sih dengan hasilnya.
Dengan tiket masuk seharga 250 Kuna, akhirnya saya melenggang masuk. Baru berjalan beberapa meter,saya sudah disuguhkan dengan pemandangan yang sangat memukau. Dari ketinggian puluhan meter di sepanjang jembatan, terpampang pemandang Air Terjun Utama, Veliki Slap,
The Biggers Waterfall dengan suara yang air bergemuruh terhempas diantara bebatuan. Air terjun itu sendiri jauh dari tempat saya berdiri. Ratusan meter didepan saya,dan mungkin sejajar dengan titik saya berdiri. Udara sejuk dan bersih menyergap. Sesekali saya mendengar suara burung dan tupai bersahutan. Sungguh pemandangan alam yang luar biasa, yang tidak tiap hari saya lihat.
Status Plitvice National Park
Tak salah memang UNESCO mengganjarnya sebagai Situs warisan dunia pada tahun 1979. Selain keindahan alamnya yang asri dan indah, Plitvice National Park juga tempat hidup satwa liar yang sangat di Lindungi. Seperti serigala, rusa, dan beruang serta hewan liar hutan lainnya. Jadi,jangan sekali kali anda berjalan melewati dari pagar dan jalan kayu yang telah disediakan dan mencoba jaur sendiri ditengah hutan. Kalau tidak mau berpapasan dengan mereka.
Danau Plitvice sendiri memiliki luas 29,482 hektare terdiri dari 22,302 Hektare Hutan,mencover 217 hektare air, serta kawasan berumput dan daerah pedesaan seluas 6.957 Hektare. Menurut petugas taman nasionalnya,ada 115 air terjun besar dan kecil di Plitvice, yang berasal dari kumpulan 20 danau kecil kemudian membentuk dua danau besar.
Bagian atas dan bawah dengan pemandangan luar biasa indah. Kita serasa berada didalam Aquarium alam besar yang dikelilingi Air terjun dan hutan , dengan suara gemerisik air yang tak pernah berhenti sepanjang hari. Selain itu warnanya yang khas dan bisa berubah-ubah, yaitu biru, hijau, dan abu-abu seakan menambah keindahan dari danau ini. Warna air danau Plitvice tergantung musim yang sedang berlangsung. Ini karena perubahan warna berasal dari sumber mineral yang terkandung di dalamnya. Kesejukan udara yang ada di danau Plitvice membuat siapa saja betah untuk berlama-lama di sana
Dengan melewati jalan tanah berbatu serta jembatan kayu penghubung antar kawasan,kita akan dihubungkan kedanau atas,dimana perahu Boat menunggu setiap 20 menit sekali.
Didekat tempat menunggu, terdapat toko souvener dan Restoran restoran lokal yang menjual segala macam makanan dan souvener,yang menurut saya tergolong mahal. Gantungan kunci dijual harga mulai Rp 40.000,kartu pos Rp 10.000. Makanan? ini apalagi, siapkan budget 150 sampai 250 ribu untuk sekali makan siang.
Jangan lewatkan pengalaman naik Boat dari Danau Jezero Kozjak , yangmenghubungkan kawasan Burgeti dan Galovac yang dekat dengan entrance 2 dan 3, kita akan melewati tengah danau yang memiliki spot foto cantik disepanjang perjalanan.
Penampakan air terjun kecil
disepanjang perjalanan akan membuat perjalanan sekitar 20 menit menjadi tidak terasa. Keindahan Taman nasional disekitaran Burgeti , Galovac dan Gradinsko memiliki kekhasan sendiri,dimana suasana agak sepi dari pengunjung serta memiliki air terjun kecil yang lebih banyak dari kawasan lain. Dan disinilah saya tersesat melewati daerah terlarang dikelilingi hutan karena tergoda untuk menerbangkan drone.
Tanpa saya sadari saya waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 malam, dan jauh dari keramaian. Saya benar benar tidak sadar dan lupa kalau di Eropa,saat musim panas, matahari lebih lama tenggelam. Keringat dingin mengucur deras, mengingat cerita tentang beruang yang kadang muncul pada saat malam.
Dan celakanya, Handphone saya drop kehabisan daya, sehingga saya tidak bisa melihat posisi digoogle map.Tiba tiba saya ingat,sempat membeli peta kertas di pintu masuk. Setelah membaca peta, akhirnya saya dapatkan jalan pintas menuju dermaga penjemputan. Dengan kecepatan cahaya,saya berlari sejadi jadinya menerobos hutan, menuruni bukit agar tak terlambat naik di Boat terakhir yang mengantar pengunjung ke Entrance 1.
Sekali lagi,Gengsi Melayu telah menyelamatkan saya,dan kenangan manis tak terlupakan mematri janji dihati, saya akan kembali kesini lagi.
Penampakan air terjun bis di klik di youtube